Belajar Wirausaha, Mahasiswa PTKI Sambangi Gerai Markobar

By Admin


nusakini.com-Solo-Kamis (13/09) sore, tiga puluh mahasiswa yang berasal dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) se-Indonesia mengunjungi Martabak Kota Barat (Markobar) di Cabang Markobar Solo Grand Mall yang berlokasi di Jl. Sutawijaya No. 147, Penumping, Laweyan, Solo.  

Antusiasme tampak jelas di sorot mata mereka. Tak sekedar kongkow-kongkow sembari menikmati lezatnya aneka topping Markobar. Sore itu, para mahasiswa juga memperoleh asupan tentang wirausaha dari tim manajemen Markobar.  

"Markobar ini bisa menjadi best practices bagi mahasiswa yang berminat memulai kewirausahaan," ujar Kasi Kemahasiswaan Kementerian Agama Ruchman Basori yang turut mendampingi para mahasiswa tersebut.  

Menurut Ruchman, kunjungan ke gerai martabak besutan putra presiden Jokowi ini merupakan bagian dari Workshop Kewirausahaan untuk Mahasiswa PTKI.  

"Kami berharap para mahasiswa akan terinspirasi dan termotivasi dengan apa yang dilakukan oleh Markobar yang didirikan oleh Mas Gibran," kata Ruchman.

Kegiatan Workshop Kewirausahaan Mahasiswa PTKI dilaksanakan pada 12-14 September 2018 dan diikuti oleh 30 mahasiswa yang berasal dari perwakilan PTKI se-Indonesia. 

Kehadiran Markobar telah menarik banyak perhatian publik dan menginspirasi generasi muda tak terkecuali para mahasiswa.Usaha rintisan putra sulung Presiden RI Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka kini telah membuka 30-an outlet di 13 kota se Indonesia. 

Satria, salah satu manajer Markobar yang menerima kunjungan mahasiswa peserta Workshop Kewirausahaan Mahasiswa PTKI menjelaskan Markobar didirikan oleh para pemuda kreatif sejak tahun 1990-an. Di awal pendiriannya, markobar melibatkan para penggiat sosmed untuk memudahkan pemasaran khususnya di wilayah solo saat itu. 

Satria mengatakan markobar memiliki keunikan dibanding martabak lainnya, karena salah satunya memiliki 8 rasa yang unik dan terbuat dari bahan premium. “Markobar 8 Rasa yang ditawarkan dalam satu porsi dibagi menjadi delapan bagian dengan topping berbeda-beda. Ada rasa cokelat, keju, cokelat merek Van Houten, Oreo, Cadbury, green tea, hingga Chunky Bar”. 

Keunikan lainnya kata Satria adalah mampu melibatkan jejaring sosmed pada pemasarannya dan kontrol mutu yang baik. “Mas Gibran putra Presiden Jokowi, sejak awal pendirian markobar hingga saat ini terlibat langsung pada proses manajement dan baku mutu”, tutur Satria. 

Ditanya oleh salah satu mahasiswa, apakah yang menjadikan Markobar sukses, karena Mas Gibran adalah putra Presiden Pak Jokowi? Satria menjawab mas Gibran sudah memilih jalur usaha kreatif di bidang kuliner jauh sebelum Pak Jokowi menjadi Walikota atau Presiden. “Bukan karena aji mumpung atau numpang ketenaran bapaknya tapi karena menjadikan kewirausahaan sebagai pilihan hidup mas gibran”, kata Satria. 

Pada akhir sesi, Ruchman Basori mengatakan mahasiswa tidak harus menjadi wirausahawan menjual martabak. "Tetapi ini salah satu contoh bagaimana sosok Mas Gibran yang dengan kerja keras dapat mewujudkan impiannya," tutur Ruchman. (p/ab)